时间:2025-06-14 12:12:37 来源:网络整理 编辑:焦点
Warta Ekonomi, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS quickq最新安装包下载
Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (11/6/2025), di tengah pelemahan indeks dolar dan sorotan pasar terhadap dinamika kebijakan tarif perdagangan AS serta perbedaan metodologi pengukuran kemiskinan antara Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan data pasar, rupiah menguat 16 poin ke level Rp16.258 per dolar AS, setelah sempat terapresiasi hingga 25 poin pada sesi sebelumnya. Meski demikian, analis memperkirakan pergerakan rupiah pada Kamis (12/6/2025) akan tetap fluktuatif dalam rentang Rp16.250 hingga Rp16.300 per dolar AS.
Pelemahan dolar AS dipicu oleh keputusan pengadilan banding di AS yang membatalkan putusan sebelumnya terkait blokade tarif, sehingga tarif era pemerintahan Donald Trump kembali diberlakukan. Putusan ini memperkuat sinyal berlanjutnya kebijakan proteksionisme dagang AS, meskipun Washington dan Beijing telah menyatakan mencapai kerangka kerja untuk meredakan ketegangan perdagangan.
Baca Juga: Dolar AS Loyo, Rupiah Tipis Naik! Trump Digoyang Tarif, Pasar Cemas Data Ketenagakerjaan
Namun, pelaku pasar masih menanti rincian lebih lanjut dari kerangka kerja tersebut, yang disebut-sebut mencakup isu ekspor tanah jarang dan pembatasan ekspor chip yang sebelumnya menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Sementara itu, pelaku pasar juga mencermati data inflasi konsumen (CPI) AS yang akan dirilis hari ini. Inflasi Mei diperkirakan tetap tinggi akibat tekanan harga dari tarif impor dan gangguan rantai pasok global. Kondisi ini berpotensi memperkuat sikap The Federal Reserve untuk menahan suku bunga tetap tinggi dalam waktu lebih lama.
Dari sisi domestik, isu kemiskinan menjadi sorotan setelah rilis data perbandingan antara standar Bank Dunia dan BPS. Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menafsirkan angka kemiskinan berdasarkan standar global.
“Bank Dunia menggunakan pendekatan purchasing power parity (PPP), sedangkan BPS mengukur kemiskinan berdasarkan kebutuhan dasar yang lebih mencerminkan pola konsumsi masyarakat Indonesia,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (11/6/2025).
Baca Juga: Rupiah Terkoreksi, Pasar Ragukan Efektivitas Stimulus Ekonomi
Ia menekankan bahwa standar global tidak bisa langsung diterapkan tanpa mempertimbangkan konteks lokal. Berdasarkan data BPS per September 2024, tingkat kemiskinan nasional sebesar 8,57 persen atau sekitar 24 juta jiwa. Namun, dengan standar kemiskinan menengah atas Bank Dunia sebesar US$6,85 PPP per hari (PPP 2017), sekitar 60,3 persen penduduk Indonesia masuk kategori miskin—bahkan bisa lebih tinggi jika menggunakan PPP 2021 yang merevisi batas menjadi US$8,30.
“Perbedaan ini bisa menimbulkan persepsi keliru jika tidak dikomunikasikan secara tepat,” ujarnya.
Ia menilai bahwa meskipun rupiah menunjukkan sentimen positif jangka pendek, tekanan dari eksternal masih tinggi, terutama dari arah kebijakan The Fed dan perkembangan hubungan dagang AS-Tiongkok.
Strategi TKN Fanta Tingkatkan SDM Indonesia2025-06-14 12:09
Ini Gejala Asam Urat di Malam Hari dan Cara Mengatasinya2025-06-14 11:59
PO Bus yang Kecelakaan di Subang Dipastikan Bodong2025-06-14 11:16
Pembangunan Tugu Sepeda Anies Tidak Penting dan Mubazir, Biar Ingat Aja Dia yang Buat2025-06-14 11:15
Polri Gandeng Tim SAR untuk Jaga TPS Rawan Bencana2025-06-14 11:07
DPR RI Desak Mendikbud Tinjau Ulang Permendikbud Standar Biaya Operasional Pendidikan Tinggi2025-06-14 11:00
Jokowi Kasih Sinyal BBM Naik 1 Juni 2024, Pertamina: Masih Kami Review2025-06-14 10:45
Jangan Tidur dalam Keadaan Marah, Ini Dampaknya2025-06-14 10:16
KPU Tanggapi Surat Suara yang Dahulu Sampai di Pemilih Taipei2025-06-14 09:50
5 Daun untuk Kesehatan Ginjal, Cara Sederhana agar Tetap Sehat2025-06-14 09:34
Relawan Pragib Yakin Prabowo2025-06-14 12:12
Cara Pengukuran Arah Kiblat 27 Mei 2024 oleh Kemenag, Simak Penjelasannya!2025-06-14 12:11
Corona Makin Menggila di Kampungnya, Warga India Malah Geruduk Indonesia, Ada yang Positif Lagi2025-06-14 11:36
Daftar Lengkap Pemenang Puteri Indonesia 20252025-06-14 11:06
Pasangan Prabowo2025-06-14 11:02
Firsta Yufi Amarta Putri dari Jatim Sabet Gelar Puteri Indonesia 20252025-06-14 10:43
Salah Kaprah Soal Ginjal, Banyak Minum Bisa Detoks Racun?2025-06-14 10:05
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 20242025-06-14 09:42
KAI Catat Penumpang Kereta Api Naik 42 Persen di Libur Natal 20232025-06-14 09:38
Wakilnya Anies Baswedan Bingung Jakarta Masuk Kota Termahal: Sudut Mana yang Dilihat?2025-06-14 09:35