Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

热点 2025-05-23 01:00:07 8

JAKARTA,quickq官网js7 DISWAY.ID --Kasus pelanggaran etik dan akademik pada disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia masih menjadi perhatian warganet lantaran dinilai sanksi yang diberikan kampus masih ringan.

Alih-alih mencabut disertasi atau men-DO, Rektor Universitas Indonesia (UI) memutuskan agar Bahlil melakukan perbaikan disertasi.

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

"Sebenarnya ini ibarat puncak gunung es, bagaimana kepentingan akademik tergerus oleh kepentingan pragmatisme dan kekuasaan," ungkap Dewan Pakar Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Rakhmat Hidayat kepada Disway, 12 Maret 2025.

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

BACA JUGA:DPR Akan Tindak Tegas Produsen dan Distributor Minyakita yang Nakal

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

BACA JUGA:Alasan Kejagung Panggil Ahok Sebagai Saksi Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina

Di mana, ia mengungkapkan bahwa kasus yang melibatkan pejabat ini banyak terjadi di lebel daerah, baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

"Mereka punya kekuasaan, wewenang, otoritas, mereka punya uang dan dianggap bisa melakukan apa saja, bisa menjual, bisa membeli dalam akademik, prosesnya, seterusnya."

Menurut logikanya, seorang menteri dengan segala kesibukannya tidak mungkin bisa menyelesaikan perkuliahan dalam waktu sangat singkat, kurang dari dua tahun, termasuk melakukan riset penyusunan disertasi.

"Pakai logika akal sehat saja, memang bisa meengerjakan wawancara ke lapangan, analisis, olah data, statistik, membuat analisis deskriptif, dan seterusnya? Tidak mungkin selain kalau dia bekerja oleh tim," cetusnya.

Sedangkan orang pada umumnya yang menempuh pendidikan S-3 dan memperjuangkan gelar doktornya, harus ke lapangan, melakukan wawancara, membuat janji, jadwal wawancara, bertemu dengan gatekeeper, informan, jadwal janji dengan responden, menyebarkan kuesioner, dan sebagainya tidaklah mudah dilakukan.

BACA JUGA:Prabowo Marah karena Isi Minyakita Dikurangi!

BACA JUGA:Kejagung Dalami Grup WA 'Orang-orang Senang' dalam Kasus Korupsi Pertamina

Hal ini menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Dan ia menyatakan bahwa UI telah kehilangan independensinya.

  • 1
  • 2
  • 3
  • »

本文地址:http://www.quickq-yi.com/news/19e699942.html
版权声明

本文仅代表作者观点,不代表本站立场。
本文系作者授权发表,未经许可,不得转载。

全站热门

Pengamat Kebijakan Publik: Terbitnya HGB Pagar Laut Tak Mungkin Tanpa Libatkan Banyak Pihak

Sri Mulyani Bawa Kabar Baik: APBN April Cetak Surplus Lagi!

Rocky Gerung Bakal Kena Gusur, Ngabalin, Dosen UI hingga Guru Besar UGM Senang

Pramugari Ingatkan Penumpang Tak Lepas Alas Kaki di Pesawat, Kenapa?

Emiten Kapal Tommy Soeharto (HUMI) Bagi Dividen Rp18 Miliar, Cek Jadwal Pencairannya!

Naik! Hasil Jasa Asuransi TUGU Tembus Rp228 Miliar Usai Terapkan PSAK 117

Eks Pramugari Ungkap Tipe Penumpang Terburuk di Pesawat: Influencer

Erick Thohir Buka

友情链接